Hari dimulai dengan meninggalkan kehangatan tempat tidur, sebelum matahari terbit. Hal ini bukanlah sekedar rutinitas, tetapi lebih pada kesadaran, bahwa kita bangun dari tidur, masa dimana kita telah mempercayakan jiwa kita kepada Allah, Yang Maha Kuasa. Selanjutnya, rasa untuk berterima kasih dan bersyukurlah yang membuat kita bangkit untuk bersyukur kepada Allah. Inilah yang mendorong kita untuk meninggalkan tempat tidur dan merendahkan diri dalam sholat dan dzikir. Mengucapkan terima kasih atas nikmat berupa kesempatan untuk hidup sehari lagi, yakni dengan memenuhi apa yang Allah telah perintahkan kepada kita. Satu hari yang akan kita gunakan untuk senantiasa mengingat-Nya dan tentu saja berbuat baik bagi sesama.
Islam adalah sebuah agama, dan kita sebagai muslim, tidak memisahkan antara agama dengan aktifitas keseharian (muamalah). Keduanya, baik agama dan aktifitas kehidupan, bukanlah dikotomi antara dua hal yang sakral dan tidak, karena setiap perbuatan di luar aktifitas spiritual, juga menjadi bagian spiritualitas itu sendiri, jika kita melakukannya, dengan kesadaran dan niat bahwa semua itu adalah untuk menyenangkan Allah. Oleh karena itu, muslim banyak yang mengatakan, bahwa Islam adalah "cara hidup", dan hanya mereka yang memiliki kesadaran dan mengamalkannya, yang menyadari akan pentingnya makna hal tersebut.
Setelah melakukan sholat dan menyiapkan kebutuhan dalam sehari nanti, muslim pergi untuk mencari nafkah. Al-Quran adalah kitab yang menjadi mata air dari sumber kehidupan kita, menganjurkan kita untuk memberi perhatian khusus dan menjaga segala sesuatu diantara waktu-waktu sholat dalam aktifitas sehari-hari kita, walaupun sholat dilakukan lima kali sehari, yaitu: pertama di pagi hari, kedua sebelum siang, kemudian di sore hari. Dua sholat yang lain dilakukan setelah matahari terbenam dan sebelum tengah malam. Muslim diperintahkan untuk "menjaga diri" pada masa antara dua waktu shalat. Sementara sholat dilakukan untuk merendahkan diri di hadapan Allah, dan mencari kebutuhan kita, dzikir dalam sholat juga merupakan sesuatu yang akan mengikat kita setelah selesai sholat nanti. Sholat juga akan menjadi momen kebangkitan semangat kita.
Ketika kita kembali ke rumah di malam hari, banyak muslim berupaya untuk datang ke mesjid untuk sholat terakhir pada hari itu. Ini adalah saat ketika orang beriman berkumpul dengan istri dan anak-anak mereka dan melakukan sholat berjemaah. Ini merupakan momen yang membawa kita berkumpul, dan pada saat yang sama menandai akhir dari aktifitas dalam sehari. Kita memasrahkan jiwa kita kepada Allah sebelum kita tidur, berharap bahwa Allah ridho dengan kita, dengan usaha kita, karena pikiran kita beresonansi antara rasa takut dan harapan: rasa takut yang berasal dari kelemahan kita, khawatir amalan kita tidak mendapatkan ridho-Nya, dan harapan bahwa hari berikutnya Allah akan mengangkat kita, membawa kita lebih dekat kepada-Nya.
Kalau kita sadari, muslim menghabiskan sebagian besar waktu untuk sholat dan dzikir. Hal ini hanyalah salah satu aspek dan satu prinsip Islam yang sangat mulia, karena merupakan satu-satunya kontak langsung antara makhluk sebagai hamba dengan Tuhan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kita "sendiri" dengan "Sang Maha Tunggal". Betul-betul sebuah momen untuk merefleksi diri.
Ini hanyalah salah satu contoh dari kehidupan seorang muslim dalam sehari-hari. Masih banyak lagi hal lain yang lebih rinci tentang bagaimana Muslim memandang kegiatan mereka sehari hari dalam kaitannya dengan keimanan mereka. Semoga bernanfaat.
Sources:
http://www.witness-pioneer.org/vil/Articles/misc/QA_Muslims_daily_work.htm
No comments:
Post a Comment